JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia tengah memasuki era transformasi digital yang pesat. Dengan populasi muda dinamis dan adopsi teknologi yang masif, negara kepulauan ini menjadi salah satu pasar internet dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Kondisi itu menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem digital ASEAN, dengan kontribusi besar terhadap nilai ekonomi digital kawasan.
Berdasarkan catatan McKinsey, pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN diperkirakan mencapai 1 triliun dollar AS pada 2030. Sebanyak 366 miliar dollar AS di antaranya berasal dari Indonesia.
Dengan target pertumbuhan ekonomi ambisius 8 persen dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud computing) menjadi kunci untuk merealisasikan visi Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Hitachi Energy-AWS Percepat Inovasi Jaringan Cloud dan Transisi Energi
Salah satu penyedia layanan cloud global, Amazon Web Services (AWS), menangkap potensi tersebut dan berkomitmen menjadi mitra strategis dalam mewujudkan visi digital Indonesia.
Hal itu disampaikan Vice President & General Manager AWS Database Services Ganapathy Krishnamoorthy.
Ia menilai, Indonesia memiliki dinamika unik yang sangat kuat di kawasan. Ia pun menyebut kombinasi antara populasi muda dan pertumbuhan konektivitas digital sebagai peluang triliunan dolar dalam produk domestik bruto di masa depan.
“Kami melihat Indonesia bukan hanya pasar penting di Asia Tenggara, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi digital global,” ujarnya dalam wawancara eksklusif di sela gelaran AWS Indonesia Summit 2025 yang digelar di Ritz Carlton Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Baca juga: Kolaborasi AWS dan Greeneration Foundation Kelola Sampah di Muaragembong
Komitmen AWS dalam mendorong transformasi digital Indonesia dibuktikan melalui berbagai kolaborasi dengan pelaku industri lokal, serta investasi infrastruktur dan sumber daya manusia dalam skala besar.
Lebih dari sekadar penyedia teknologi, AWS hadir sebagai mitra jangka panjang bagi para inovator, pelaku usaha, dan pemerintah Indonesia dalam membangun solusi yang berdampak nyata bagi masyarakat.
“Infrastruktur global kami digabungkan dengan pengetahuan lokal para pelaku usaha di Indonesia bisa menciptakan dampak luar biasa bagi masyarakat,” ucap Krishnamoorthy.
Tak hanya menghadirkan teknologi mutakhir, AWS juga menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan lokal. Pendekatan ini membuat perusahaan tidak hanya relevan secara global, tetapi juga adaptif terhadap konteks Indonesia yang luas, beragam, dan tengah berpacu menuju posisi terdepan dalam ekonomi digital ASEAN.
Baca juga: AWS Beberkan Strategi Pengembangan Talenta Digital di Asia Tenggara
Keberhasilan transformasi digital tidak lagi sekadar narasi masa depan. Sejumlah perusahaan Indonesia telah menunjukkan dampak konkret dari pembangunan layanan digital yang cepat, efisien, dan dapat diandalkan lewat layanan AWS.
Superbank, misalnya, mencatat pertumbuhan pesat dengan berhasil melayani 4 juta nasabah hanya dalam satu tahun operasi. Kinerja tersebut menjadi bukti bagaimana cloud computing dapat mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.
Sementara itu, Telkomsel menggunakan layanan Amazon Bedrock untuk mengembangkan Celyna, solusi berbasis AI yang mampu mempercepat analisis insiden hingga 83 persen. Inovasi ini memperkuat keandalan layanan bagi puluhan juta pelanggannya.
Hal itu sejalan dengan visi pemerintah yang mendorong adopsi AI dan cloud computing sebagai bagian dari transformasi strategis di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sektor publik lainnya.
Baca juga: Amazon Web Services Investasi Rp 1 Triliun untuk Pengembangan AI di Indonesia
Transformasi digital juga terjadi di sektor kesehatan. Halodoc memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mengotomatisasi proses klaim layanan kesehatan tanpa intervensi manual, memungkinkan mereka untuk menjangkau lebih banyak pasien dengan efisiensi lebih tinggi.
Bahkan pada skala yang lebih spesifik, seperti pada platform Meeting.ai, teknologi AWS dimanfaatkan untuk meningkatkan akurasi terjemahan bahasa lokal—sebuah contoh adaptasi teknologi global untuk kebutuhan khas Indonesia.
Krishnamoorthy menilai bahwa startup di Indonesia punya peran besar dalam mendorong inovasi.
“Startup di sini mengambil peran terdepan. Mereka berani menantang batas dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan hal baru,” katanya.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan Data BUMN, Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services
Melalui ekosistem teknologi AWS yang scalable dan fleksibel, berbagai sektor kini mampu berinovasi lebih cepat dan efisien. Ini adalah refleksi dari bagaimana cloud computing tidak hanya menjadi fondasi infrastruktur digital, tetapi juga akselerator inovasi di seluruh bidang.
Perkembangan teknologi AI generatif kini menjadi salah satu tonggak penting dalam transformasi digital global, termasuk di Indonesia.
Krishnamoorthy menyebut adopsi AI generatif di Indonesia terjadi dengan sangat cepat. Pihaknya menemukan bahwa 72 persen perusahaan sudah menjalankan setidaknya satu proyek AI generatif dan membawanya ke tahap produksi.
Bagi AWS, AI bukan hanya tren sesaat, melainkan teknologi fundamental yang akan membentuk ulang cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi dalam berbagai sektor kehidupan.
Baca juga: Ini Cara Amazon Web Services Pastikan Keamanan Data Penggunanya
Krishnamoorthy menekankan, AI seharusnya dilihat sebagai enabler—pemberdaya yang memperluas kemampuan manusia dan organisasi secara eksponensial.
AWS menghadirkan platform Amazon Bedrock untuk memberikan akses kepada berbagai model AI terdepan dunia, termasuk model dari OpenAI, Anthropic, Amazon Titan, hingga model open-source seperti Llama dan DeepSeek.
Selain itu, AWS juga mengembangkan AgentCore dan Kiro, dua teknologi revolusioner yang memungkinkan developer menciptakan agen AI yang tidak hanya merespons perintah, tetapi juga menyelesaikan tugas kompleks secara otonom.
Dengan pendekatan tersebut, AWS membuka peluang bagi para pengembang lokal untuk membangun agen digital yang mampu memahami konteks, mengeksekusi perintah bertingkat, hingga menerjemahkan ide dalam bahasa natural menjadi baris kode yang dapat dijalankan langsung. Interaksi antara manusia dan teknologi akan semakin natural, seolah berbicara kepada rekan kerja.
Baca juga: Mengenal Amazon Web Services, Platform Cloud yang Punya Segudang Kelebihan
Menurut Krishnamoorthy, masa depan digital akan didominasi oleh pengalaman interaksi yang dikendalikan oleh agen AI yang cerdas dan adaptif. Maka dari itu, pihaknya ingin memastikan bahwa Indonesia berada di garis terdepan dalam perubahan tersebut.
“Kami melihat bahwa dalam beberapa tahun ke depan, agen AI akan menjadi antarmuka utama dalam berbagai layanan digital,” ujarnya.
Komitmen AWS terhadap Indonesia tak berhenti pada teknologi. Perusahaan ini juga membangun fondasi jangka panjang melalui investasi besar-besaran senilai 5 miliar dollar AS hingga 2036.
Investasi ini mencakup pembangunan Jakarta Region sebagai wilayah operasional dengan layanan cloud dan AI paling lengkap di Asia Tenggara, menjadikannya salah satu dari sedikit lokasi strategis global bagi AWS.
Baca juga: AWS Tambah Investasi di Pasar Asia Tenggara
Di saat yang sama, AWS juga meluncurkan program free tier V2 yang memungkinkan siapa pun untuk mulai menggunakan layanan AWS secara gratis, lengkap dengan kredit hingga 200 dollar AS. Upaya ini bertujuan memperluas akses terhadap teknologi mutakhir tanpa hambatan finansial yang tinggi, terutama bagi startup, pelajar, dan inovator individu.
Inovasi pada sisi efisiensi juga menjadi perhatian utama. AWS mengembangkan silicon sendiri seperti Graviton dan Trainium untuk menghadirkan performa maksimal dengan konsumsi energi lebih rendah.
Krishnamoorthy menyebut bahwa AWS berupaya keras menurunkan hambatan masuk, baik dari sisi biaya, performa, maupun kerumitan teknis.
“Bahkan tanpa komitmen jangka panjang atau kontrak besar, siapa saja bisa mulai membangun menggunakan teknologi AWS hari ini juga,” jelasnya.
Baca juga: AWS Siapkan Rp 1,5 Triliun demi AI dan Cloud Computing
Dengan pendekatan ini, AWS menjadikan teknologi canggih lebih inklusif dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dan industri.
Transformasi digital tidak akan berhasil tanpa penguatan sumber daya manusia (SDM). Urgensi pengembangan talenta digital semakin nyata ketika Indonesia membutuhkan 450.000 talenta digital per tahun untuk mencapai target 12 juta talenta pada 2030.
Sementara, kemampuan saat ini hanya memenuhi 100.000 – 200.000 per tahun. AWS telah membuktikan kontribusi nyata dengan melatih 1 juta talenta.
Sejak menapakkan kaki di Tanah Air, AWS menyadari kebutuhan itu dan menjadikan pengembangan talenta sebagai salah satu pilar strategisnya di Indonesia. Dengan kata lain, AWS tidak hanya mempersiapkan teknologi masa depan, tetapi juga menyiapkan manusianya.
Baca juga: AWS Luncurkan Server Virtual Baru, Pelatih AI yang Lebih Tangguh
Hingga saat ini, AWS telah melatih 1 juta orang Indonesia melalui berbagai program pelatihan, termasuk AWS Educate, AWS Skills Builder, dan inisiatif lokal seperti “Terampil di Awan”, “CendekiAwan”, dan “AWS re/Start”.
Krishnamoorthy optimistis Indonesia memiliki potensi untuk melipatgandakan pencapaian ini hingga 10 atau bahkan 50 kali lipat jika semua pemangku kepentingan bergerak bersama.
Untuk mendukung startup dan UKM, AWS juga menyediakan pendampingan khusus dan innovation fund yang bisa membantu pengembangan solusi lokal berbasis AI generatif menjadi produk nyata di pasar.
Langkah itu diharapkan bisa memperkuat ekosistem digital lokal sekaligus menciptakan efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca juga: AWS Umumkan Chip Generative AI Trainium3
Sebagai pemimpin divisi layanan database AWS, Krishnamoorthy melihat perubahan kebutuhan pelanggan yang menginginkan sistem yang lebih sederhana tapi tetap berdaya tinggi.
Untuk itu, AWS mengembangkan solusi seperti Amazon Aurora DSQL yang memungkinkan transaksi data tersimpan di beberapa wilayah pusat data secara bersamaan.
Jika terjadi bencana alam yang mengganggu satu region, aplikasi tetap berjalan tanpa gangguan dan otomatis sinkronisasi ketika region kembali normal. Hal ini meningkatkan ketahanan (resilience) aplikasi secara signifikan serta penting untuk menjamin kontinuitas bisnis, terutama di negara rawan bencana seperti Indonesia.
Dengan pendekatan seperti itu, data bukan lagi sekadar aset statis, melainkan sumber daya aktif yang bisa diolah real-time untuk analitik, AI, dan automasi. Pelanggan tidak lagi perlu mengelola kompleksitas teknis, karena semuanya dapat dijalankan melalui arsitektur yang terintegrasi dan mudah diskalakan.
Baca juga: AWS re:Invent 2024 Resmi Digelar, Umumkan Solusi Cloud Computing Baru
“Kami ingin mengurangi upaya dan biaya dalam mengelola database, sekaligus mempermudah akses data untuk analitik dan AI,” ujar Krishnamoorthy
Transformasi tersebut pun membuka peluang besar bagi sektor industri, pemerintahan, dan bahkan layanan publik untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan ketahanan sistem informasi mereka. Data yang terdistribusi secara aman dan real-time akan menjadi tulang punggung pelayanan publik masa depan.
Dengan kombinasi investasi, inovasi, dan kolaborasi aktif bersama pemerintah dan industri, AWS telah menjadikan Indonesia sebagai prioritas utama di Asia Tenggara. Bukan sekadar tempat ekspansi pasar, melainkan sebagai mitra sejati dalam membangun masa depan ekonomi digital kawasan.
Krishnamoorthy menyampaikan optimisme besar terhadap arah digitalisasi Indonesia.
Baca juga: AWS Cloud Percepat Inovasi Perbankan Digital di Indonesia
“Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, saya berharap bisa kembali dan menyaksikan bagaimana mitra dan bisnis lokal di Indonesia telah mentransformasi teknologi generative AI menjadi solusi berdampak bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan fondasi teknologi global dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan lokal, AWS siap berjalan bersama Indonesia dalam mewujudkan ambisi besar sebagai kekuatan digital utama di ASEAN dan dunia.