KOMPAS.com – Digitalisasi yang membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari tak pelak memunculkan risiko. Kejahatan siber justru semakin mengintai dan menyasar siapa saja, mulai dari pengguna baru hingga yang berpengalaman.

Fenomena itu tergambar jelas dalam laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterbitkan bersama Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI).

Hingga 23 Mei 2025, OJK menerima 128.281 laporan penipuan digital melalui sistem Indonesia Anti-Scam Center (IASC). Total kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 2,6 triliun, sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id, Sabtu (25/5/2025).

Masifnya jumlah laporan juga diikuti tingginya jumlah rekening yang terindikasi terlibat dalam aksi penipuan. Ada 208.233 rekening telah dilaporkan. Sayangnya, hanya sekitar 47.891 di antaranya yang berhasil diblokir.

Situasi tersebut diperburuk oleh kondisi keamanan siber Indonesia yang masih tergolong rentan. Diberitakan dari Kompas.com, Rabu (22/1/2025), skor indeks keamanan siber Indonesia hanya 63,64 dari skala 100 menurut National Cyber Security Index (NCSI). Dengan skor tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-49 dari 176 negara.

Tak hanya Indonesia, dunia global juga tengah menghadapi lonjakan ancaman digital yang makin kompleks.

Laporan World Economic Forum yang diperbarui Selasa (3/6/2025), menyebut bahwa 2025 akan diwarnai oleh serangan siber bertenaga kecerdasan buatan (AI), mulai dari ransomware, rekayasa sosial, hingga kejahatan digital berbasis AI. Sepanjang 2024 saja, tercatat 3.158 pelanggaran data, dengan jumlah korban yang melonjak 211 persen menjadi 1,3 miliar kasus.

Jika berpikir hanya kelompok lansia saja yang berisiko menjadi korban penipuan digital, anggapan itu keliru.

Dilansir Kompas.id, Senin (8/7/2024), lansia memang tergolong rentan karena rendahnya literasi digital. Namun, riset yang diberitakan Kompas.com, Kamis (28/9/2023), juga mengungkap bahwa generasi Z (Gen Z) rentan menjadi target penipuan, sementara milenial tercatat sebagai kelompok yang paling sering kehilangan data pribadi.

DANA datang, bawa bantuan dan rasa aman

Di tengah meningkatnya eskalasi penipuan digital dan keterbatasan akses masyarakat terhadap bantuan langsung, kehadiran solusi yang responsif dan mudah dijangkau menjadi semakin krusial. Masyarakat tidak hanya membutuhkan sistem yang aman, tetapi juga ruang untuk bertanya, melapor, dan belajar menghadapi risiko digital secara nyata.

Menjawab kebutuhan tersebut, DANA menghadirkan Posko Bantuan Keliling, layanan prioritas untuk membantu pengguna menyelesaikan kendala transaksi sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap keamanan digital. Program ini ditargetkan menjangkau hingga 50.000 pengguna secara langsung (luring) dan 1 juta pengguna secara daring.

Mengusung semangat “DANA Datang, Bukan Cuma Bawa Bantuan. Tapi Juga Bawa Rasa Aman”, Posko Bantuan Keliling tak hanya menjadi pusat pelaporan dan pendampingan, tetapi juga ruang edukasi bagi masyarakat untuk mengenali dan menghindari penipuan digital yang kian marak.

Layanan tersebut menyasar berbagai kalangan pengguna, termasuk kelompok rentan, seperti pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), lansia, dan pengguna awam. Mereka kerap menjadi target empuk pelaku penipuan karena kurangnya literasi digital dan belum mengetahui saluran pelaporan resmi.

Di Posko Bantuan Keliling, pengguna dapat melaporkan langsung berbagai kendala yang dialami, memperbarui aplikasi dan akun DANA, serta berkonsultasi mengenai keamanan transaksi. Fitur Scam Checker juga diperkenalkan sebagai alat bantu untuk mengecek tautan dan akun mencurigakan sebelum melakukan transaksi.

Jika dibutuhkan, tim DANA akan membantu pengguna terhubung ke layanan bantuan daring agar permasalahan bisa segera ditangani.

Kegiatan perdana Posko Bantuan Keliling telah digelar serentak pada Kamis (5/6/2025) hingga Jumat (6/6/2025) di empat titik strategis di Jakarta, yakni Taman Waduk Pluit (Jakarta Utara), Taman Catleya (Jakarta Barat), Taman Puring (Jakarta Selatan), dan Taman Banjir Kanal Timur (Jakarta Timur).

Selanjutnya, posko akan hadir setiap Kamis dan Jumat pukul 09.00–15.00 WIB, menjangkau berbagai wilayah berikut.

• Juni–Juli 2025: Jakarta Utara, Barat, Timur, dan Selatan.
• Agustus–September 2025: Tangerang, Bogor, Bekasi.
• Oktober–November 2025: Depok, Bandung, Surabaya, Malang.
• Desember 2025–Januari 2026: Medan, Deli Serdang, Palembang, dan Banyuasin.

Bagi pengguna yang tidak dapat hadir langsung, Posko Bantuan Keliling juga tersedia secara daring melalui live streaming di aplikasi DANA, Instagram, dan TikTok setiap Kamis pukul 17.00–18.00 WIB.

Melalui siaran tersebut, pengguna tidak hanya bisa menyimak edukasi terkait keamanan transaksi digital, tetapi juga dapat langsung menyampaikan aduan. Untuk mengakses layanan ini, pengguna cukup memastikan sudah memiliki nomor tiket aduan. Jika belum, tiket dapat dibuat terlebih dahulu melalui fitur DIANA di aplikasi DANA.

Saat live streaming berlangsung, akan dibagikan tautan, kode QR, atau alamat bit.ly khusus. Pengguna cukup mengetuk tautan tersebut atau memindai kode QR, lalu mengikuti petunjuk yang tersedia.

Setelah memasukkan nomor tiket aduan, laporan akan dicek oleh Tim DANA, dan tindak lanjutnya akan disampaikan kembali melalui DIANA.

Posko Bantuan Keliling merupakan bagian dari komitmen DANA dalam membangun ekosistem digital yang tepercaya, aman, dan inklusif. Selain menghadirkan sistem keamanan bersertifikasi internasional, DANA juga menggandeng regulator dan komunitas untuk memastikan edukasi dan bantuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Melalui pendekatan langsung seperti penyediaan posko tersebut, DANA tak hanya hadir sebagai penyedia layanan finansial digital, tetapi juga sebagai mitra perlindungan yang tanggap terhadap kebutuhan pengguna di tengah lanskap digital yang penuh tantangan.

Untuk informasi lengkap seputar jadwal dan lokasi Posko Bantuan Keliling, serta berbagai tip dan panduan menjaga keamanan digital, kamu bisa cek Instagram @dana.id atau TikTok @dana.indonesia.