KOMPAS.com – Sebentar lagi Idul Fitri tiba. Di momen spesial ini, salah satu yang ditunggu-tunggu adalah tunjangan hari raya (THR). THR biasanya dibagikan kepada pekerja dua hingga satu minggu jelang Lebaran.
Sesuai namanya, THR ditujukan untuk kebutuhan hari raya. Namun, bukan berarti dana THR tidak dapat digunakan untuk keperluan lain, semisal investasi.
Memang, menyisihkan dana THR bukan perkara mudah. Hal ini dikarenakan begitu banyak kebutuhan Hari Raya yang mesti dipenuhi.
Agar tidak “numpang” lewat, ada baiknya kamu langsung menyisihkan 10-20 persen dari THR untuk keperluan investasi.
Baca juga: Cara Kirim THR Online Pakai Dana, Cepat dan Praktis
Dengan berinvestasi, kamu pun bisa mengembangkan nilai dana tersebut. Dana hasil investasi dapat digunakan memenuhi berbagai kebutuhan jangka panjang, mulai dari pendidikan anak, rumah impian, dana darurat, hingga masa pensiun yang nyaman.
Jika kamu hendak berinvestasi dengan dana THR, berikut adalah sejumlah upaya yang perlu dipersiapkan.
Sebelum mulai berinvestasi, langkah awal yang perlu kamu lakukan adalah menetapkan tujuan finansial dengan jelas.
Dikutip dari nerdwallet.com, langkah ini dapat membantu kamu menentukan jangka waktu dan strategi investasi yang tepat.
Misal, untuk tujuan jangka pendek, kamu dapat berinvestasi di instrumen yang likuid dan rendah risiko. Sementara, jika kamu punya tujuan jangka panjang, pilihlah instrumen dengan potensi imbal hasil lebih tinggi, meski dengan risiko yang juga lebih besar.
Setelah menentukan tujuan, kamu juga perlu memahami profil risiko pribadi sebelum memilih produk investasi.
Kekeliruan umum yang sering terjadi adalah memilih produk investasi berdasarkan tren atau ajakan teman, bukan berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi.
Padahal, investasi yang tepat harus selaras dengan profil risiko dan kemampuan finansial dalam menghadapi fluktuasi pasar.
Sebagai contoh, bagi investor berprofil konservatif, instrumen seperti deposito, SBN, atau reksa dana pasar uang, lebih sesuai karena menawarkan stabilitas serta risiko rendah.
Baca juga: 10 Aturan Investasi Warren Buffett yang Bisa Membuat Anda Kaya
Untuk investor berprofil moderat, produk reksa dana campuran atau emas bisa menjadi pilihan karena memiliki potensi keuntungan lebih tinggi dengan risiko yang masih terkendali.
Sementara, investor berprofil agresif dapat memilih instrumen, seperti saham, reksa dana saham, atau aset kripto karena menawarkan peluang keuntungan besar, meski terdapat risiko kerugian yang sama besar pula.
Prinsip klasik "jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang" masih sangat relevan dalam investasi. Karena itulah, kamu perlu melakukan diversifikasi aset investasi.
Dengan menyebarkan dana ke berbagai instrumen investasi, kerugian pada satu aset dapat dikompensasi oleh keuntungan pada aset lain.
Selain itu, diversifikasi juga mampu membantu menghadapi fluktuasi pasar, memaksimalkan peluang keuntungan, dan memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan kondisi ekonomi.
Dalam diversifikasi, kamu bisa mengalokasikan dana ke berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, emas, properti, atau deposito.
Baca juga: Diversifikasi Investasi Jadi Kunci Hadapi Ketidakpastian Pasar
Diversifikasi juga bisa dilakukan pada satu kelas aset, misalnya dengan membeli saham dari berbagai sektor industri atau reksa dana dengan strategi investasi berbeda.
Hal berikutnya yang perlu kamu cek adalah aspek legalitas dari penyedia investasi. Saat ini, kian banyak kasus penipuan berkedok investasi membuat aspek legalitas menjadi krusial. Oleh karena itu, pastikan perusahaan atau platform investasi memiliki izin resmi dari regulator terkait.
Kamu perlu melakukan riset mandiri, memeriksa dokumen legal, dan memastikan terdapat transparansi informasi dari penyedia layanan investasi.
Jangan tergiur imbal hasil tinggi tanpa memeriksa legalitas. Periksa di situs resmi regulator sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi.
Investasi legal umumnya memiliki karakteristik imbal hasil yang wajar, transparan, dan tidak menjanjikan keuntungan pasti. Selain itu, juga diawasi oleh regulator, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
Salah satu platform yang bisa digunakan untuk berinvestasi adalah DANA. Selain aman karena aspek legalitas jelas dan diawasi regulator, investasi di DANA juga mudah karena bisa dilakukan secara online melalui smartphone.
DANA sebagai aplikasi dompet digital ternama juga punya beragam produk investasi, seperti eMAS, Reksa Dana, dan eSBN.
Tak hanya itu, DANA kerap menghadirkan penawaran menarik agar aktivitas investasi makin menguntungkan.
Salah satu penawaran tersebut adalah promo spesial berupa bonus THR hingga Rp 10 juta. Promo ini berlangsung selama periode 1-30 Maret 2025.
Untuk mendapatkan bonus itu, kamu harus memiliki minimal dua produk investasi di DANA, baik itu eMAS, Reksa Dana, maupun eSBN dengan total investasi minimal Rp 5 juta. Sebagai contoh, kamu memiliki produk investasi eMAS senilai Rp 2 juta dan Reksa Dana Rp 3 juta.
Kemudian, DANA akan memilih 10 pemenang berdasarkan jumlah investasi terbesar dengan masing-masing pemenang memperoleh saldo reksa dana fixed income senilai Rp 1 juta.
Untuk diketahui, saldo investasi yang sudah dimiliki sebelum 1 Maret 2025 tidak akan diperhitungkan dalam program promo tersebut.
Dengan memanfaatkan layanan investasi dari DANA, masyarakat diharapkan dapat memulai perjalanan investasi dengan lebih mudah, aman, dan terarah sesuai dengan prinsip-prinsip investasi yang baik.