KOMPAS.com – Rani, seorang karyawan swasta di Jakarta, merupakan salah satu dari jutaan sandwich generation di Indonesia. Ia rutin mengirim uang ke orangtuanya di Surabaya setiap awal bulan.
Dengan beberapa ketukan di ponselnya, uang tersebut langsung sampai ke rekening ibunya dalam hitungan menit.
Meski cepat dan mempermudah transaksi, Rani perlu merogoh kocek lebih untuk biaya admin. Ini lantaran rekening bank yang ia miliki berasal dari lembaga perbankan yang berbeda dengan ibunya.
Kisah tersebut menjadi salah satu ilustrasi bagaimana transfer uang antarbank telah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia, baik sekadar mengirim uang ke keluarga maupun untuk membayar tagihan. Kehadiran layanan ini seolah menjadi tongkat ajaib yang mempermudah berbagai aspek finansial.
Tren tersebut pun tergambar jelas dari data Bank Indonesia (BI) yang dikutip dari Antara, Rabu (24/4/2024). Pada triwulan I 2024, transaksi BI-RTGS mencapai Rp 42.005,48 triliun atau meningkat 6,62 persen secara year-on-year (yoy).
Baca juga: Peserta BI Fast Biaya Transfer Hanya Rp 2.500 Bertambah 29 Bank, Ini Daftarnya
Begitu pula dengan transaksi BI-Fast. Penggunaan layanan ini menyentuh angka Rp 1.760,59 triliun, meroket 55,40 persen yoy pada periode yang sama. Angka-angka tersebut menunjukkan betapa transfer antarbank telah menjadi andalan aktivitas finansial masyarakat.
Adapun BI-RTGS dan BI-Fast merupakan layanan transfer antarbank yang umum digunakan di Indonesia.
Biaya transfer antarbank mungkin terlihat sepele bagi kebanyakan orang, apalagi jika hanya dilakukan sekali dua kali. Nominal Rp 6.500 atau Rp 7.500 per transaksi kerap dianggap tidak signifikan.
Namun, bayangkan jika transfer antarbank yang dilakukan dalam sebulan lebih dari itu. Biaya admin dari transaksi ini bisa setara dengan biaya untuk membeli beberapa liter bensin, beberapa bahan makanan pokok, atau ongkos transportasi.
Baca juga: Ada BI Fast, Batas Biaya Transfer Antar Bank Hanya Rp 2.500
Bahkan, jika dihitung dalam setahun, jumlah biaya transfer yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Uang sebanyak itu tentu bisa dialokasikan untuk keperluan lain yang lebih penting.
Fenomena tersebut tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Bagi mereka yang sering melakukan transaksi antarbank, biaya transfer bisa menjelma menjadi beban operasional yang cukup mengganggu.
Di tengah berbagai jebakan tersebut, financial technology (fintech) muncul ibarat cahaya di ujung terowongan yang menawarkan solusi inovatif. Solusi ini pun tidak sekadar mengatasi masalah biaya transfer, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi penggunanya.
Salah satu platform yang menawarkan solusi menarik adalah aplikasi GoPay. Dengan fitur transfer gratis ke semua bank hingga 100 kali setiap bulan, GoPay mendobrak paradigma biaya transfer yang selama ini membelenggu. Tidak ada syarat saldo minimum, tidak ada batasan rumit. Pengguna bisa leluasa bertransaksi tanpa was-was akan biaya tersembunyi.
Baca juga: Berantas Judol, GoPay Berjuang Wujudkan Ekosistem Digital yang Aman dan Tepercaya
Keunggulan aplikasi GoPay tidak berhenti di situ. Platform ini juga menawarkan harga yang konsisten untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembelian pulsa, paket data, hingga token listrik. Tidak perlu lagi menunggu promo atau tanggal tertentu untuk mendapatkan harga terbaik. Setiap hari adalah hari hemat bagi pengguna GoPay.
Selain itu, isi ulang (top-up) saldo GoPay juga gratis. Hal ini semakin menambah daftar keunggulan aplikasi tersebut.
Efisiensi itu tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga membantu pengguna mengelola keuangan dengan lebih baik.
Di tengah maraknya gerakan literasi keuangan di Indonesia, pemahaman tentang biaya tersembunyi dalam layanan perbankan yang kerap luput dari perhatian menjadi krusial untuk diinformasikan.
Baca juga: GoTo Luncurkan Aplikasi GoPay Financial untuk UMKM, Apa Manfatnya?
Pada akhirnya, pilihan ada di tangan konsumen. Namun, dengan semakin banyaknya alternatif yang tersedia, konsumen kini memiliki posisi tawar lebih kuat. Masyarakat tidak lagi terpaku pada sistem perbankan konvensional yang sarat biaya tersembunyi. Era digital telah membuka pintu bagi solusi keuangan yang lebih transparan, efisien, dan berpihak pada konsumen.
Dengan keberadaan platform keuangan digital seperti GoPay, masyarakat kini punya solusi dalam mengelola keuangan secara lebih efisien dan transparan. Hal ini pun diharapkan dapat mendorong industri keuangan untuk terus berinovasi dan memberikan penawaran yang lebih menarik.