KOMPAS.com – Pemerintah Republik Indonesia (RI) menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada Mei 2024.

Pertemuan internasional tersebut secara khusus membahas isu-isu air secara global. Adapun tema yang dipilih pada pertemuan kali ini ialah “Air untuk Kemakmuran Bersama”.

Selain diikuti oleh pemerintah dari berbagai negara, ajang WWF ke-10 juga dihadiri oleh berbagai pihak dari sektor swasta. Pihak yang turut berpartisipasi dalam kegiatan itu adalah PT Nestlé Indonesia.

Untuk diketahui, partisipasi Nestlé Indonesia pada WWF ke-10 tak lepas dari komitmen mereka dalam menjaga sumber air yang ada di Tanah Air.

Salah satu program yang tengah dijalankan oleh Nestlé Indonesia adalah kegiatan revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, yang merupakan bagian dari program Citarum Harum.

Program itu merupakan salah satu upaya kolaborasi lintas sektor untuk pemulihan DAS Citarum yang menjadi lesson learned pengelolaan sungai di Indonesia dan menjadi salah satu showcase dalam agenda WWF ke-10.

Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu mengatakan, dalam program Citarum Harum, partisipasi aktif Nestlé Indonesia dalam menjaga kelestarian DAS Citarum ditunjukkan melalui sejumlah kegiatan yang diadakan bersama Satuan Tugas Citarum.

“Kegiatan itu di antaranya adalah penanaman pohon, pembangunan 10 tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPS3R), pengembangan taman Citarum, dan dukungan produk untuk acara edukasi masyarakat. Semua kegiatan ini telah diselenggarakan Nestlé Indonesia sejak 2019,” kata Sufintri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Selain itu, tambah Sufintri, Nestlé Indonesia juga bertanggung jawab untuk merawat sumber daya air pada pabrik di Karawang, Jawa Barat (Jabar). Berbagai upaya yang dilakukan meliputi pengelolaan air yang bertanggung jawab di seluruh operasi dan rantai pasokannya.

“Beberapa inisiatif yang diaplikasikan di pabrik-pabrik antara lain instalasi fasilitas pengolahan air limbah dan fasilitas tangki tadah air hujan. Selain itu, kami turut bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas air bersih guna mendukung bisnis pertanian dan meningkatkan kesehatan keluarga,” terangnya.

Nestlé Indonesia, lanjutnya, percaya bahwa air bersih dan sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap keduanya harus bisa terus dijaga.

Keterlibatan Nestlé Indonesia dalam revitalisasi Sungai Citarum merupakan salah satu poin penting dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan dasar berbisnis dari Nestlé Indonesia, yaitu Menciptakan Manfaat Bersama.

Baca juga: Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Upaya penanaman pohon Nestlé Indonesia bersama Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadas C+) dan warga Tegalwaru, Karawang Selatan pada 2021 lalu. Dok. Nestlé Indonesia

Tak hanya itu, upaya menjaga air bersih juga sejalan dengan tujuan Nestlé Indonesia dengan menggunakan potensi makanan dalam meningkatkan kualitas hidup setiap individu, baik untuk generasi saat ini maupun mendatang.

Pilar kepedulian akan keberlanjutan air turut menjadi salah satu fokus inisiatif Nestlé Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada 2050.

Presiden Direktur Nestlé Indonesia Samer Chedid menjelaskan bahwa peran aktif Nestlé Indonesia dalam menjaga kelestarian air tidak hanya sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga upaya kolektif dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

“Untuk menjaga kelestarian bumi bagi generasi mendatang, perlu upaya kolektif dari segenap pihak. Adapun kolaborasi antara Nestlé Indonesia dan Dansektor Citarum Harum merupakan awal dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk berperan aktif dalam memulihkan dan mengelola DAS Citarum,” jelas Samer.

Apresiasi pemerintah

Upaya Nestlé Indonesia dalam membantu DAS Citarum mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman) Nani Hendiarti.

“Saya berharap, exit policy untuk keberlanjutan program Citarum Harum pasca-Perpres No 15 Tahun 2018 dapat dipersiapkan agar praktik baik yang sudah dilaksanakan di Sungai Citarum dapat diimplementasikan di sungai-sungai lain. Dengan demikian, bisa mengurangi sampah plastik yang bocor ke laut,” kata Nani.

Ketua Harian Satuan Tugas Program Pengendalian dan Kerusakan (PPK) DAS Citarum Mayor Jenderal Purnawirawan (Purn) Dedi Kusnadi Thamim juga berterima kasih kepada pihak yang terlibat dalam Citarum Harum.

Baca juga: PT Nestlé Indonesia Buka Industrial Hub di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Peluncuran buku Citarum Harum: Caring for Rivers Saving Lives di WWF Ke-10. Dok. Nestlé Indonesia

“Mewakili para Dansektor Citarum Harum, saya berterima kasih atas dukungan hingga apresiasi pemerintah dan Nestlé Indonesia atas kolaborasi bersama pada program Citarum Harum. Partisipasi Dansektor Citarum Harum pada WWF Ke-10 adalah peluang baik bagi kami untuk menambah wawasan serta jadi inspirasi bagi kami untuk terus menjaga dan merawat lingkungan,” ucap Dedi.

Sebagai informasi, salah satu pencapaian program Citarum Harum diabadikan melalui penerbitan buku berjudul Citarum Harum: Caring for Rivers Saving Lives di WWF Ke-10, Laguna Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).

Buku tersebut diluncurkan oleh Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan bersama Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin dan disaksikan oleh Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu.

Buku Citarum Harum: Caring for Rivers Saving Lives berisikan dokumentasi dari upaya pemulihan Sungai Citarum sepanjang 297 km.