SEMARANG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mendorong potensi pengembangan obat herbal untuk terapi kecantikan. Sari Kulit Manggis dan Aluss menjadi contoh produk yang berhasil diracik Sido Muncul untuk perawatan berbasis herbal.
Direktur Sido Muncul Dr (HC) Irwan Hidayat meyakini bahwa kekayaan alam Indonesia menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi obat herbal yang dapat dimanfaatkan oleh dokter spesialis kulit.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Morning Talk Show Symposium Mastering The Beam 2 and Aesthetic bertajuk "Exploring the Role of Herbal Therapy in Dermatology" di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/5/2025).
Menarik dari sejarah jamu, Irwan menyebutkan bahwa hampir semua pelopor perusahaan jamu merupakan perempuan yang peduli terhadap isu kesehatan dan kecantikan.
Oleh karena itu, Sido Muncul berkomitmen untuk terus membumikan obat herbal di Bumi Nusantara.
"Ikut acara ini (karena kehadiran) produk-produk kami, yaitu Sari Kulit Manggis dan Aluss. (Produk) ini (mengandung) antioksidan. Saya ikut di acara ini untuk sinergi pengembangan obat herbal kecantikan. Secara tradisional, mulanya jamu obat herbal itu untuk kecantikan, makanya pendiri jamu itu semuanya wanita," ungkap dia.
Menurutnya, acara tersebut dapat menjadi tonggak kolaborasi antara Sido Muncul dan dokter spesialis kulit untuk mengembangkan produk herbal di industri kecantikan.
"Kekayaan alam kita kan luar biasa, kalau Tuhan memberikan kekayaan alam pasti ada maksudnya. Satu, mungkin maksudnya membuat orang untuk menjadi lebih sehat sehingga kami menjadi partner obat farmasi," lanjut dia.
Terlebih, kata Irwan, acara itu dihadiri ratusan dokter kulit di Indonesia. Mereka tergabung dalam Kelompok Studi Dermatologi Laser Indonesia (KSDLI) yang bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Semarang dan Lembaga Pelatihan Dermatologi Venereologi dan Estetika (LPDVE).
Irwan meyakini, pengembangan potensi obat herbal oleh dokter kulit akan menjadi terobosan yang menyumbang kemajuan Indonesia.
Sementara itu, Penasihat Perdoski Dr dr M Yulianto Listiawan, SpKK(K), FINSDV, FAADV menuturkan bahwa tugas dokter tak hanya mengobati, tapi mencegah.
"Syukur-syukur di samping dia sehat tampilannya juga cantik. Indonesia kan kaya potensi herbal. Jadi, kita punya tanggung jawab untuk mengembangkan itu," imbuhnya.
Senada dengan Irwan, Ketua Umum Perdoski dr Hanny Nilasari, SpDVE, SubspVen, FINSDV, FAADV menyambut ajakan kolaborasi tersebut. Bahkan, timnya sudah memulai kajian terkait penggunaan bahan herbal untuk kesehatan kulit dan kelamin di Indonesia.
"Jadi, terkait bahan alami yang tadi disampaikan, bahwa kelompok studi kami bertambah satu, yaitu Kelompok Studi Dermatologi Naturopati Indonesia (KSDNI). Kelompok ini mengkaji seluruh bahan-bahan alami yang dikaitkan dengan kesehatan kulit dan kelamin di Indonesia. Jadi, kita bisa berkolaborasi karena kekayaan alam ini harus kita eksplorasi dan kita kembangkan menjadi produk yang memang bermanfaat untuk Indonesia," tandas dia.