KOMPAS.com – Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai ibadah spiritual, puasa juga memiliki manfaat kesehatan jika dilakukan secara tepat.
Sayangnya, tanpa disadari, kebiasaan berbuka yang kurang tepat kerap dilakukan. Hal ini berdampak buruk bagi tubuh. Bahkan, mengganggu aktivitas ibadah di malam hari, seperti salat tarawih.
Berikut adalah lima kebiasaan berbuka yang salah dan sebaiknya dihindari.
Tak dapat dimungkiri, setelah seharian berpuasa, keinginan untuk makan dalam porsi besar sering kali muncul. Padahal, makan berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan.
Diberitakan healthline.com, Kamis (26/9/2024), makan berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan serta meningkatkan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit jantung.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk menjaga porsi makan dengan membagi kapasitas perut menjadi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara sebagaimana hadis berikut.
"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya."
Makan dengan tergesa-gesa dapat menyebabkan makanan tidak terkunyah dengan baik sehingga memicu masalah pencernaan, seperti kembung dan mual.
Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya makan dengan perlahan dan nikmati setiap suapan saat berbuka puasa.
Dengan demikian, tubuh dapat mencerna makanan secara optimal dan memberikan sinyal kenyang pada waktu tepat.
Asupan air putih yang kurang saat berbuka dapat menyebabkan dehidrasi sehingga berpotensi mengganggu fungsi tubuh.
Sejumlah ahli menyarankan untuk mengonsumsi cairan dengan pola 2-4-2, yaitu dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka hingga malam, dan dua gelas sebelum tidur.
Baca juga: Tip Antilemas Saat Puasa, Perhatikan Asupan Minuman Saat Sahur dan Berbuka
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 2 gelas air saat berbuka dapat membantu mengganti cairan tubuh yang hilang setelah seharian beraktivitas.
Sementara, 4 gelas saat makan malam—terbagi menjadi dua gelas saat makan dan dua gelas sebelum tidur—dapat melancarkan sistem pencernaan.
Adapun 2 gelas saat sahur dapat memberi energi dan menghindari risiko dehidrasi selama puasa.
Rasulullah SAW sendiri juga menganjurkan untuk berbuka dengan kurma dan air putih, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Riwayat (HR) Abu Dawud berikut.
"Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci."
Kurangnya asupan serat saat berbuka dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti sembelit. Untuk itu, penting untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dalam menu berbuka.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (4/2/2021), terdapat dua jenis serat yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni serat pangan larut dan serat pangan tidak larut. Keduanya memiliki sejumlah manfaat untuk tubuh.
Serat pangan larut adalah serat yang bisa larut dalam cairan tubuh dan bisa menjadi asupan nutrisi bagi bakteri baik. Serat ini bisa membantu melindungi tubuh dari risiko diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan kanker.
Sementara itu, sesuai namanya, serat pangan tidak larut tidak bisa menyatu dengan cairan tubuh. Meski demikian, serat ini menyerap nutrisi untuk membentuk feses dan melunakkannya saat keluar dari tubuh. Jadi, pencernaan terasa lebih lancar.
Banyak orang tanpa sadar memilih minuman manis dengan pemanis buatan saat berbuka untuk menghilangkan dahaga. Minuman dengan pemanis buatan biasanya memang mudah ditemukan. Apalagi, minuman ini juga menjadi pilihan bagi orang yang ingin praktis.
Padahal, minuman dengan kadar pemanis buatan yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat lalu diikuti oleh penurunan yang drastis. Hal ini membuat tubuh mudah lemas.
Baca juga: 7 Tips Olahraga Saat Puasa Selama Ramadhan
Sebagai alternatif, pilihlah minuman yang mengandung gula alami, seperti jus buah tanpa tambahan gula, atau teh tanpa pemanis buatan, seperti Teh Pucuk Harum.
Hadir tanpa pengawet dan pemanis buatan, Teh Pucuk Harum bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menemani momen berbuka dan sahur.
Teh Pucuk Harum terbuat dari pucuk daun teh pilihan yang dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi. Ada pula varian Teh Pucuk Harum Less Sugar yang dapat menjadi pilihan yang tak boleh dilewatkan saat berbuka puasa.
Seperti diketahui, antioksidan, termasuk flavonoid dan katekin yang terkandung dalam teh, berperan sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas, menjaga kesehatan sel, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tak heran, kandungan ini dapat menjadi senjata ampuh untuk menjalani puasa dengan bugar.
Dengan kandungan alaminya, teh dapat membantu memulihkan energi setelah seharian berpuasa, menjadikannya pilihan praktis dan nikmat untuk menemani momen berbuka.
Itulah lima kebiasaan yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa. Sebab, berbuka puasa dengan cara yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kelancaran ibadah selama bulan Ramadhan.
Menghindari kebiasaan buruk serta memilih minuman tanpa pemanis buatan, seperti Teh Pucuk Harum, bisa menjadi solusi untuk berbuka yang lebih menyegarkan tanpa perlu takut risiko kesehatan.
Dengan pola makan yang seimbang dan kebiasaan berbuka yang benar, puasa dapat dijalani dengan lebih nyaman dan penuh manfaat.