BOGOR, KOMPAS.com - Memasuki Hari Jadi ke-208, Kebun Raya Bogor (KRB) bersolek. Tak sekadar jadi taman asri untuk menghirup udara segar, KRB kini makin diminati pengunjung untuk mempelajari berbagai koleksi tumbuhan.
Hal itu tampak dari antusiasme pengunjung yang hilir mudik mengitari KRB, Senin (19/5/2025). Pengamatan Kompas.com, pengunjung sudah mengantre loket sejak pukul 08.00 WIB untuk mengeksplorasi taman botani tertua di Asia Tenggara itu.
Beruntung, Kompas.com disambut cuaca cerah saat bertandang ke KRB. Sekitar 300 meter dari Pintu 3 KRB, terlihat bangunan kaca modern, Rumah Kaca Hoya.
Peresmian Rumah Kaca Hoya itu bertepatan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-208 KRB.
Dalam peresmian tersebut, turut hadir Presiden Direktur PT Mitra Natura Raya (MNR) Michael Bayu A Sumarijanto, Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya BRIN Sri Rahayu, Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN Sasa Sofyan Munawar, serta Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel.
Bayu mengatakan, Rumah Kaca Hoya turut menambah etalase anyar guna menyebarkan informasi tentang kekayaan hayati di Indonesia.
Baca juga: Ada Taman Apa Saja di Kebun Raya Bogor?
"Rumah Kaca Hoya bisa menjadi sarana baru untuk belajar, mulai dari peneliti, universitas, hingga (kebutuhan) pelajar sekolah level SD atau TK dapat ke KRB menikmati alam yang indah sekaligus belajar,” ujar Bayu kepada Kompas.com, Senin.
Rumah Kaca Hoya bak oasis baru bagi tanaman epifit yang dulu pernah dianggap "sampahnya anggrek". Rumah kaca seluas 497,5 meter itu menjadi rumah bagi ratusan jenis Hoya dari berbagai penjuru Indonesia.
Rumah Kaca Hoya sendiri dihadirkan kepada publik oleh PT MNR bersama BRIN. Rumah kaca ini merupakan fasilitas konservasi dan edukasi khusus tumbuhan Hoya terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Sebagai informasi, PT MNR merupakan mitra strategis BRIN dalam pelayanan publik sejak 1 Januari 2020. Kemitraan ini merupakan sinergi strategis dimana BRIN dapat menjalankan fungsi utamanya dalam kegiatan penelitian dan konservasi tumbuhan.
Sementara, KebunRaya.id bertugas menyelenggarakan berbagai fungsi pelayanan publik yang sesuai dengan fungsi dan pilar kebun raya, yaitu membawa pesan edukasi dan konservasi lingkungan ke masyarakat luas dengan bahasa yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Bayu menambahkan, salah satu tugas PT MNR adalah meningkatkan pola komunikasi kepada masyarakat, terutama ke generasi muda, pemerhati lingkungan, dan juga pencinta tanaman.
Baca juga: 19 Spot Wisata Menarik yang Ada di Kebun Raya Bogor
“KRB sendiri merupakan salah satu kebun raya yang dikelola oleh PT MNR. Selama lebih dari dua abad, KRB telah menjadi ruang pelestarian, pengetahuan keanekaragaman hayati, dan kebudayaan Indonesia,” imbuh Bayu.
Pada usianya kini, KRB tidak hanya dikenal sebagai kebun raya tertua di Asia Tenggara, tapi juga sebagai ruang hijau hidup yang menjadi sumber pembelajaran lintas generasi dan tempat bertemunya masyarakat dengan alam serta nilai-nilai budaya.
Pada kesempatan sama, Handoko mengatakan, BRIN tengah mengembangkan berbagai taman tematik untuk tanaman-tanaman spesial, termasuk Hoya.
Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki keragaman spesies Hoya paling kaya di dunia.
“Indonesia memiliki 130 dari 400 spesies Hoya yang ada di dunia. Hoya yang ditampilkan di Rumah Kaca Hoya baru 80 spesies,” kata Handoko.
Pada HUT ke-208, lanjut Handoko, KRB harus menjadi contoh terbaik dalam tata Kelola kebun raya di Indonesia.
Baca juga: Berkunjung ke Rumah Kaca Meksiko, Surga Kaktus di Kebun Raya Bogor
Adapun kebun raya di Tanah Air kini jumlahnya semakin meningkat. Tidak hanya dikelola BRIN, tetapi juga pemerintah daerah (pemda), kampus, dan juga kawasan industri.
“Meski demikian KRB kini menjadi benchmark bagi seluruh kebun raya di Indonesia. Jadi, KRB harus semakin baik,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Sasa Sofyan Munawar, mengatakan pembangunan Rumah Kaca Hoya merupakan upaya guna meningkatkan jumlah dan kualitas tumbuhan koleksi Kebun Raya.
Rumah Kaca Hoya sendiri merupakan fasilitas khusus untuk konservasi dan edukasi tanaman dari genus Hoya.
“Tanaman Hoya dikenal karena bentuk dan keindahan bunganya serta nilai ilmiahnya sebagai tanaman epifit tropis. Rumah Kaca Hoya diharapkan menjadi pusat konservasi unggulan untuk spesies Hoya dari berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Sofyan.
Lebih dari 30 jenis baru Hoya spp. ditemukan oleh periset BRIN Prof Dr Sri Rahayu M Si dan juga berhasil menciptakan varietas baru, yaitu Hoya “Kusnoto” yang merupakan hasil seleksi mutasi menggunakan sinar gamma pada 1996 dari induknya Hoya diversifolia.
Baca juga: Cara Beli Tiket Kebun Raya Bogor, Bisa Online dan Offline
Ia juga sukses mendapatkan hak paten melalui Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dari dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan).
Rahayu menjelaskan, baru-baru ini pihaknya menemukan spesies Hoya yang diberi nama Hoya biruensis.
“Itu baru ditemukan di Gunung Biru, Kalimantan Barat (Kalbar). Spesies ini belum diketahui dari tempat lain dan populasinya sangat sedikit. Jadi, Kami agak jarang dapatnya,” ungkapnya.
Diakui pihaknya, Hoya asal Indonesia tak sekadar cantik dan indah secara fisiologi, tetapi dapat menjadi menjadi center of diversity tanaman Hoya.
Tanaman epifit tersebut diklaim pihaknya memiliki nilai ekonomi sehingga bernilai tambah sebagai bahan obat dan kosmetik.
“Dari dulu sebetulnya sudah dioptimalkan untuk obat. Bahkan, ekstrak Hoya kini sudah digunakan untuk produk kosmetik di sejumlah negara. Kami pun kini sedang melakukan riset ke arah itu untuk mengeksplorasi lebih banyak agar tidak sekadar jadi koleksi tetapi juga memiliki nilai tambah,” jelas Rahayu.
Baca juga: Diprediksi Populer, Ini Jenis Tanaman Hoya yang Dapat Ditanam di Rumah
Rumah Kaca Hoya dirancang untuk merawat tumbuhan tropis sekaligus menjadi sarana belajar bagi publik.
Rumah kaca yang digagas sejak 2023 silam dan memulai pembangunan pada 2024 ini dijadikan ruang konservasi dan edukasi dengan menampilkan kekayaan dan keunikan tumbuhan Hoya yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Rumah kaca seluas 497,5 meter persegi itu menjadi rumah bagi lebih dari 100 jenis Hoya dengan lebih dari 500 spesimen yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari luar negeri.
Berada di dalamnya, pengunjung diajak menjelajahi dan mengenal lebih dekat keindahan berbagai jenis Hoya asli Indonesia, Hoya hibrida dengan warna dan bentuk yang unik, hingga Hoya eksotis dari berbagai penjuru dunia.
Tidak hanya menjadi ruang pamer, Rumah Kaca Hoya juga menjadi pusat konservasi dan penelitian dari hasil kerja sama antara KRB, periset BRIN, serta dukungan dari komunitas dan pegiat tumbuhan Hoya di Indonesia.
Saat ini juga sedang mendaftarkan beberapa varietas baru Hoya di PVTPP dari hasil pemuliaan.
Baca juga: Potensi Konservasi Hoya di Indonesia, Salah Satu Tanaman Hias Termahal di Dunia
Indonesia sendiri memiliki posisi istimewa dalam peta keanekaragaman Hoya dunia. Dari sekitar 400 jenis Hoya yang ada di dunia, setidaknya 130 jenis atau 25 persen di antaranya berasal dari Indonesia.
Hal itu menjadikan Nusantara sebagai pusat keanekaragaman Hoya terbesar di dunia. Hoya di Indonesia dapat ditemukan tersebar luas mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua.
Selain pembukaan Rumah Kaca Hoya, rangkaian perayaan HUT ke-208 KRB juga dimeriahkan dengan kegiatan penanaman tumbuhan koleksi secara serentak di empat kebun raya Indonesia, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Bali.
Penanaman serentak ini menjadi wujud komitmen bersama dalam menjaga, merawat, dan memperkaya keanekaragaman hayati Nusantara.
Dengan mengusung semangat konservasi, edukasi, dan kolaborasi, KRB mengajak masyarakat untuk lebih mengenal, mencintai, dan menjaga kekayaan flora Indonesia, yang menjadi bagian penting dari warisan alam dan identitas bangsa.
Sebagai penutup rangkaian HUT ke-208, KRB juga menggelar talkshow dan workshop Hoya bekerja sama dengan Sri Rahayu dan komunitas The Bee Hoya pada 19 Mei 2025 di area Herbarium. Workshop ini membahas teknik perbanyakan dan perawatan tumbuhan Hoya secara langsung dari para praktisi.
Baca juga: Tips Merawat Bunga Hoya agar Tumbuh Subur dan Cepat Berbunga
KRB juga menyelenggarakan rangkaian kegiatan istimewa bertajuk “Merangkai Kisah, Menyemai Masa Depan” yang berlangsung mulai Jumat (16/5/2025) hingga Senin (19/5/2025).
Perayaan HUT KRB tahun ini berlangsung selama empat hari dengan menghadirkan pengalaman menyatukan antara edukasi dan hiburan.
Pengunjung dapat menikmati bazar kuliner dan tanaman hias, pertunjukan seni dan budaya, senam sehat, dongeng anak, kompetisi foto, serta berbagai kegiatan edukatif.
Perayaan dimulai dengan Bazar Kuliner dan Tanaman Hias yang berlangsung pada 16–18 Mei 2025 di Conblok depan Taman Pisang.
Para pengunjung dapat menikmati ragam sajian kuliner dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal, serta berburu tanaman hias dari komunitas pencinta flora.
Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan seni dan budaya seperti, kecapi suling, tari tradisional, dan live music yang tampil secara bergantian setiap hari.
Baca juga: 8 Tren Tanaman Hias Tahun 2025, Hoya Bakal Populer
Sebagai bentuk edukasi, KRB menggelar Kelas Edukasi Kultur Jaringan pada Jumat (16/5/2025) dan Minggu (18/5/2025) di Laboratorium Kultur Jaringan.
Lewat program tersebut, peserta diajak memahami metode perbanyakan tumbuhan secara modern, termasuk proses sterilisasi, pembuatan media tanam, hingga penanaman eksplan. Kegiatan ini terbatas untuk peserta undangan, termasuk dari jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Tak ketinggalan, Pameran Lukisan Botani hasil kolaborasi Kebun Raya Bogor dengan Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) di Selasar Griya Anggrek mulai Sabtu (17/5/2025) hingga Minggu (1/6/2025).
Pameran tersebut sekaligus memperingati Hari Seni Botani Sedunia yang juga diperingati pada tanggal 18 Mei. Pameran dengan menampilkan 65 karya seni botani yang menggambarkan keindahan dan kekayaan flora Indonesia secara artistik dan ilmiah.
Selain itu, dalam rangka mengajak masyarakat hidup sehat, ada kegiatan Senam Sehat pada 17 Mei 2025, bekerja sama dengan Aski Kota Bogor. Kegiatan ini akan berlangsung pagi hari di area Ecodome.
Sementara bagi anak-anak, KRB mengadakan sesi dongeng interaktif bertema “Sayangi Bumi dengan Penghuninya” pada Minggu (18/5/2025) yang bertujuan menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan sejak dini melalui cerita yang menyenangkan.
Baca juga: Aktivitas Seru dan Spot Foto Instagramable di Taman Soedjana Kassan, Kebun Raya Bogor
Untuk memeriahkan suasana secara digital, KRB juga mengadakan Instagram Photo Contest yang terbuka untuk umum dengan periode unggah foto pada 12–19 Mei 2025.
Peserta diminta membagikan momen terbaik mereka di Kebun Raya dengan hashtag #KebunRayaBogor208 dan #AyokeKebunRaya. Empat foto terbaik akan mendapatkan hadiah dengan total senilai Rp 2 juta.