KOMPAS.com – Setiap orangtua tentu mendambakan buah hatinya mengalami pertumbuhan yang optimal, sehat, serta cerdas.
Tak sedikit pula orangtua yang menginginkan anaknya memiliki kecerdasan dalam berbahasa, termasuk mampu berbicara lebih dari satu bahasa alias bilingual.
Namun, seiring dengan harapan tersebut, masih ada anggapan bahwa mengajarkan anak mampu menggunakan dua bahasa dengan baik dapat berdampak pada kemampuan bicara anak.
Tak heran, sebagian orangtua justru enggan menerapkan pola asuh bilingual pada si kecil lantaran khawatir mengalami keterlambatan bicara.
Merespons anggapan tersebut, dokter spesialis anak dr Mesty Ariotedjo, SpA, MPH menilai bahwa perspektif tersebut sebagai informasi yang tidak benar.
Dokter Mesty menegaskan bahwa penerapan bilingual orangtua pada anak tak menyebabkan speech delay.
“Speech delay tidak disebabkan oleh bilingual. Sebaliknya, pada satu tahun pertama, perkembangan bahasa pada anak sedang dalam tahap paling pesat. Anak pun mudah menerima informasi (sejumlah) bahasa,” ujar dr Mesty sebagaimana dilansir dari siniar Moms Corner di kanal Youtube Nikita Willy, Rabu (31/1/2024).
Lebih lanjut, dr Mesty mengatakan bahwa setidaknya anak memanfaatkan 20 persen dari waktu aktivitas kesehariannya untuk menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi, baik dengan orangtua maupun orang terdekat lainnya di rumah.
Menurutnya, anak yang berani mengucapkan sejumlah kata dapat membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa.
“Satu tahun pertama merupakan momentum ideal untuk mengenalkan bahasa lain pada anak, selain bahasa ibu. Minimal 20 persen dari waktu keseharian anak itu. Sebagai contoh, anak dalam sehari beraktivitas selama 10 jam. Artinya, 2 jam dalam sehari digunakan untuk mengucapkan dua bahasa sekaligus,” jelasnya.
Bila kebiasaan tersebut dipraktikkan secara konsisten dalam keseharian si kecil, secara perlahan mereka dapat memahami bahasa kedua tanpa perlu khawatir anak akan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa ibunya.
Dokter Mesty menilai, waktu ideal mengajarkan bahasa lain pada anak adalah pada sore hari ataupun sebelum tidur.
Selain itu, lanjut dr Mesty, orangtua juga dapat mengajarkan bahasa lain pada anak lewat buku cerita.
“Oleh karena itu, anak pada waktu bermain di sore hari atau sebelum tidur diajak menggunakan bahasa lainnya,” papar dr Mesty.
Masa depan yang lebih gemilang
Perlu diketahui, memiliki kemampuan dwibahasa memberikan sejumlah manfaat bagi masa depan anak. Salah satunya, peningkatan kognitif. Dengan kemampuan dwibahasa, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik, seperti pemecahan masalah, multitasking, dan kreativitas.
Kemudian, unggul secara akademik. Anak-anak yang mampu dwibahasa pada umumnya memiliki catatan akademis yang lebih baik, terutama dalam mata pelajaran seperti bahasa dan matematika.
Tak kalah penting, kemampuan beradaptasi dengan budaya. Anak-anak yang dwibahasa lebih mudah beradaptasi dengan budaya yang berbeda, memahami perspektif lain, dan menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan.
Dengan memiliki kemampuan bahasa ganda, anak pun memiliki kesempatan karier yang lebih baik di masa depan. Sebab, dunia kerja global kini menuntut kemampuan berbicara lebih dari satu bahasa.
Selain mendorong anak memiliki kemampuan dwibahasa, tak kalah penting dilakukan orangtua agar masa depan anak makin gemilang yakni menyiapkan tabungan khusus anak. Dengan Tabungan ini, anak memiliki tabungan untuk mewujudkan hal yang diinginkan ataupun dana darurat.
Dengan memiliki tabungan khusus anak, mereka belajar disiplin menabung sedari dini agar serta memahami pentingnya memiliki tabungan untuk masa depan.
Untuk memudahkan anak menabung, orangtua dapat membuka tabungan khusus anak. Sebagai informasi, tabungan anak merupakan tabungan khusus yang ditujukan untuk anak. Biasanya, tabungan ini menawarkan fitur menarik dan proses menabung yang disesuaikan dengan segmen anak-anak.
Sebagai rekomendasi, orangtua bisa membuka rekening Tabungan BRI Junio dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI.
Adapun BRI Junio merupakan produk tabungan yang ditujukan khusus untuk anak berusia 0-17 tahun. Tabungan ini hadir dengan fasilitas dan fitur yang menarik bagi anak-anak.
Beberapa keunggulan dari BRI Junio adalah kemudahan bertransaksi online secara real-time lewat aplikasi BRImo, gratis perlindungan asuransi kecelakaan diri hingga Rp 150 juta, bunga tabungan yang kompetitif, serta desain buku tabungan dan kartu debit berkarakter khusus.
Pemilik BRI Junio juga dapat bertransaksi di lebih dari 10.500 Unit Kerja BRI dan 23.000 anjungan tunai mandiri (ATM) BRI di seluruh Indonesia.
Untuk membuka tabungan anak BRI Junio, nasabah hanya perlu melakukan setoran awal mulai Rp 100.000.
Menariknya, Tabungan BRI Junio tengah menghadirkan program reward bagi nasabah yang melakukan pembukaan rekening Tabungan BRI Junio Rencana.
Pada program tersebut, nasabah yang melakukan pembukaan rekening dan memberikan setoran awal senilai Rp 5 juta berkesempatan mendapatkan dua tiket KidZania Jakarta atau saldo BRImo senilai Rp 500.000. Program ini bisa dinikmati nasabah hingga Sabtu (31/8/2024).
Anda dapat membuka Tabungan BRI Junio secara online melalui BRImo. Cukup mengunduh aplikasi BRImo di Play Store, App Store, atau AppGallery secara gratis, lalu buka rekening Tabungan BRI BritAma atau Tabungan BRI Simpedes lalu membuka Tabungan BRI Junio.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tabungan BRI Junio, klik tautan berikut.
#TabunganBRIJunio #TabunganAnak #TabunganBRI #JunioviaBRImo #TabunganBRIPasBuatmu