KPMPAS.com - Daun semanggi adalah salah satu bahan penganan yang cukup familier, khususnya bagi warga Kendung, Surabaya. Umumnya, bahan ini dibuat menjadi pecel sayur oleh warga di wilayah tersebut.
Namun, Elly Ermawati punya ide berbeda soal daun semanggi. Tinggal di Kampung Semanggi sejak 2006, ia sangat familier dengan tanaman jenis paku air tersebut.
Sebelumnya, Elly merupakan penjual pecel semanggi. Usaha tersebut terasa sulit lantaran daun semanggi mudah rusak jika tidak langsung dikonsumsi setelah dipetik.
“Daun Semanggi itu enggak tahan lama kalau sudah dipetik dan dikukus. Saya kepikiran gimana ya caranya ngabisin Semanggi dari tengkulak supaya enggak kebuang-buang,” ujar Elly dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (5/6/2024).
Ia berpikir untuk membuat nastar dengan tambahan daun semanggi. Daun semanggi kering ia blender hingga menjadi bubuk, lalu dicampur dengan adonan nastar.
Perjalanan pertama tentu tidak langsung berjalan mulus. Banyak komplain datang karena rasa pahit muncul dari nastar semanggi buatannya.
Elly pun terus bereksperimen hingga akhirnya para pembeli memuji kelezatan rasa nastar buatannya.
“Dibilang susah jualnya ya susah, tapi saya bangga bisa membuat olahan yang beda dari yang lain. Siapa lagi yang melestarikan kuliner Surabaya kalau bukan kita,” ungkap Elly sumringah.
Sejak bergabung dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), Elly merasakan pertumbuhan yang luar biasa pada usaha nastar semanggi miliknya.
Ia sering mengikuti pelatihan pengembangan usaha secara gratis dari PNM dan bertemu orang-orang baru.
“Apalagi, kemarin ikut peserta nasabah mikro saya bisa jualan, untungnya puji Tuhan banyak. Sekarang saya juga lagi proses sertifikasi halal gratis lho itu,” tambahnya.
Ia juga dibantu untuk membuat kemasan yang menarik dan merasa lebih percaya diri saat menjajakan produk jualannya.
Ide kreatif usaha Ibu Elly pun mendapat perhatian dari Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dan menjadi juara lomba Produk Usaha Nasabah Keren dan Unik (Pernak-Pernik) dalam Pra Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 PNM.
Arief turut bangga atas perjuangan para nasabah ultramikro yang semangat berinovasi dan rajin mengikuti program pengembangan usaha yang diberikan PNM.
“Nasabah Mekaar perlu mencontoh Ibu Elly, kreatif dan solutif. Tugas kami hanya memberikan program-program yang bisa membantu usaha ultramikro agar naik kelas. Akan tetapi, tumbuhnya usaha kembali pada perjuangan masing-masing,” ungkap Arief.
PNM terus berkomitmen memberikan tiga modal usaha, yaitu modal finansial berupa uang untuk usaha, modal finansial berupa pelatihan dan pendampingan, serta modal sosial untuk bersama-sama membangun jejaring dan bertukar ide antar sesama anggota.
Melalui program Mekaar, pembiayaan kepada nasabah ultramikro dilakukan secara berkelompok bersamaan dengan pendampingan berkelanjutan.